Rabu, 22 Oktober 2014

GUMI SASAK DALAM SEJARAH



Gumi Sasak dalam Sejarah

BAB I
PENDAHULUAN

Gumi Sasak merupakan sebuah tempat bagi orang-orangSasak menggantungkan harapan dan kehidupannya. Di tanahtersebut, orang-orang Sasak melakukan serangkaian proseskehidupan dari generasi ke generasi dan melahirkan bagian-bagian penting yang harus diketahui oleh generasi mudanya. Kesuburantanahnya mampu menopang kehidupan orang-orang Sasak karenasumber air yang mengalir dari gunung Rinjani secara terus-menerus,sehingga menjadi berkah tersendiri bagi orang-orang Sasak.
Dari beberapa catatan dan informasi, asal-usul suku Sasak yang mendiami pulau Lombok adalah ras Mongoloid di AsiaTenggara. Penemuan situs sejarah yang paling penting untuk mengetahui kehidupan prasejarah di Gumi Sasak adalah penemuan benda-benda arkeologis di Gunung Piring, Truwai, kecamatan Pujutkabupaten Lombok Tengah. Adapun yang ditemukan adalah periuk utuh, kereweng, kerangka manusia, sisa kulit kerang, arang, fragmenlogam dan binatang. Sumber informasi sejarah lainnya diperoleh daricerita-cerita rakyat, babad lontar dan peninggalan berupa makammaupun masjid. Pada saat ini pulau Lombok didiami oleh percampuran antara suku Sasak dengan suku-suku dari Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara.
Sebagian kecil lainnya terdapat masyarakat keturunan China dan Arab.Pada tahap selanjutnya, seiring dengan adanya berbagaimacam pengaruh dari luar, muncul sebuah aliran kepercayaan yangdisebut Boda. Boda bukanlah agama Budha tetapi bertumpu padaaanasir Animisme, Dinamisme, Panteisme, dan Antropomorfisme. Oleh sebab itu, pemujaan dan penyembahan roh-roh leluhur dan berbagai dewa lokal lainnya merupakan fokus utama dari praktek keagamaan Sasak-Boda. Sementara agama Budha dan Hindu menjadi  anutan nenek moyang suku Sasak setelah mereka berada di bawah kekuasaan Sriwijaya dan Majapahit. Pada saat itu kerajaanSriwijaya dan Majapahit memiliki pengaruh kekuasaan yang meliputiseluruh wilayah nusantara.
Sebagian besar penduduk Gumi Sasak adalah pemeluk agama Islam, sisanya penganut agama Hindu, Budha dan sebagian kecil beragama Kristen. Kehidupan antar umat beragama berjalan rukundan damai. Kegairahan umat Islam dalam menjalankan kehidupan beragama terlihat dalam membangun tempat peribadatan, sehinggahampir di seluruh tempat di pulau Lombok terdapat masjid. Itulahsebabnya pulau Lombok dikenal juga sebagai Pulau Seribu Masjid.Sebelum penyebaran agama Islam datang ke pulau Lombok,masyarakat Lombok percaya akan adanya roh-roh nenek moyang,kepercayaan ini disebut animisme. Selain itu, masyarakat juga percaya bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib, kepercayaan inidisebut dinamisme. Agama Islam berkembang dengan cepat di Gumi Sasak karena menggunakan pendekatan tasawuf dalam penyebarannya.
Ajaran Islam tasawuf menjadi suatu ketertarikanutama bagi masyarakat suku Sasak karena pada umumnya ajaran inimengajarkan dimensi mendalam dalam pemahaman ketuhanan dankeagamaan. Ajaran Tasawuf ini pulalah yang kemudian menjadiacuan umum dalam membentuk sikap dan tindakan (perilaku)masyarakat Sasak. Di sisi lain pemahaman yang belum mendalamdan adanya pengaruh Hindu memunculkan Islam Wetu Telu. IslamWetu Telu merupakan sinkretisme (gabungan) dari ajaran Islam dan Hindu.
Di dalam babad dan lontar, disebutkan beberapa kerajaanyang pernah ada di pulau Lombok. Diantaranya adalah: kerajaanDesa Lae', Suwung, Pamatan, Selaparang, Lombok, Mumbul, Pemokong, Bayan, Sokong, Langko, Penjanggik, Parwa, Kedaro, Karangasem Lombok (Singasari) dan Mataram. Beberapa kerajaanlainnya meliputi desa-desa (wilayah) kecil yang disebut Kedatuan.Di masa lalu, kehidupan masyarakat suku Sasak berada di bawah tekanan kaum penjajah (kerajan Bali, Belanda dan Jepang)dalam waktu yang sangat lama. Hal yang patut disyukuri kemudianadalah diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia padatanggal 17 Agustus 1945. Dalam prosesnya, negara baru Republik Indonesia terus mengalami berbagai, perubahan bentuk negara,hingga akhirnya kembali lagi ke dalam bentuk Negara Kesatuan.  Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 15 Agustus 1950. Kedua peristiwa itu merupakan tonggak penting dimana masyarakat Sasak mampu berdiri sebagai manusia-manusia merdeka seperti anak  bangsa lainnya. barang-barang peninggalan masa lalu, dan hasil penemuan artefak/bukti arkeologis lainnya. Sementara cerita-cerita rakyat dan babad lontar ini secara keilmuan belum bisa dijadikan sebagai acuanilmiah untuk mengetahui tentang kebenaran sebuah peristiwa dalamsejarah.Penemuan-penemuan di Gunung Piring, desa Truwai kecamatan Pujut,.
Lombok Selatan oleh Proyek Penggalian danPenelitian Purbakala Jakarta pada tahun 1976 sedikit banyak memberikan gambaran tentang tata-cara hidup serta sumber bahanmakanan masyarakat suku Sasak masa larnpau.Adapun penemuan-penemuan tersebut berupa periuk utuh,kereweng, kerangka manusia,. sisa kulit kerang, arang, fragmenlogam dan binatang. Selain penemuan arkeologis tersebut, jugaditemukan arca Budha Awalokiteswara, nekara dan batu nisan yang berhuruf China dan Arab. Penemuan-penemuan tersebut memberisinyalemen bahwa masyarakat suku Sasak masa lampau telahmenjalin hubungan yang intens dengan dunia luar. Dari penemuan benda-benda purbakala di Lombok Selatan dapat disimpulkan bahwakira-kira pada akhir zaman perunggu, pulau Lombok bagian selatantelah dihuni oleh.sekelompok manusia yang sama kebudayaannyadengan penduduk di Gua Tabon Vietnam Selatan, penduduk di PulauPallawan-Filipina, penduduk di Gilimanuk Bali, dan penduduk diMalielo-Sumba. Menurut Drs. M. M. Sukarto dan Prof. Solheim, guru besar di Universitas Hawai, kebudayaan di Gunung Piring itutermasuk ke dalam Shan Huyn Kalanny Tradition. Umum diketahui bahwa manusia purba di Indonesia merupakan jenis homo sapiens.Terdapat dua ras homo sapiens di Indonesia, yaitu ras Mongoloid danras Austromelanesoid. Adapun penyebaran kedua ras tersebut :
1.    Ras Mongoloid, khusus sub ras Melayu-Indonesia, tersebar disebagain besar wilayah Indonesia terutama Indonesia yangterletak di bagian barat dan selatan antara lain Sumatera, Jawa,Bali, dan Lombok.
2.    Ras Austromelanesoid, tersebar di wilayah Indonesia bagiantimur terutama Irian Jaya dan pulau-pulau sekitamya.
Nenek moyang suku bangsa Indonesia menyusuri lembah-lembah sungai di Vietnam dan Thailand sampai di SemenanjungMalaya. Kemudian dengan menggunakan perahu bercadik mereka datang ke Nusantara, mendarat di Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat,Bali, Nusa Tenggara termasuk Lombok sampai ke Flores danSulawesi Selatan.Berdasarkan penjelasan di atas, maka penghuni suku di pulauLombok berasal dari Asia Tenggara. Adapun kemudian penduduk  pendatang nusantara berasal dari Bali, Sulawesi Selatan, Jawa,Kalimantan, Sumatera, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.

A.  KEHIDUPAN ZAMAN PRASEJARAH DI GUMI SASAK 
Salah satu petunjuk tentang kehidupan masa lampau adalahadanya berbagai peninggalan, termasuk peninggalan berupa jejak geologis yang dapat diamati pada bentangan alam. Lokasi Belongas,Sekaroh dan lokasi sekitarnya merupakan wilayah berbatu kapur yang kini kurang subur dan ditumbuhi semak-semak lantana.Ketidaksuburan ini disebabkan oleh kebiftsaan nenek moyang sukuSasak pada masa meramu yang biasa hidup berpindah-pindah. Nenek moyang suku Sasak pada awalnya hidup berpindah-pindah dari satutempat ke tempat lainnya untuk mengumpulkan bahan makanan darihewan dan tumbuhan.Kemudian pada tahap selanjutnya nenek moyang suku Sasak  bermukim (bertempat tinggal) secara berkelompok. Hidupnya sudahlebih teratur dan membentuk pola-pola kepemimpinan di tempattinggalnya. Klasifikasi pemukiman masyarakat Sasak zaman prasejarah terdiri dari pemukiman di daerah pantai dan pemukimandi daerah pedalaman. Dijelaskan sebagai berikut :
1.    Pemukiman di daerah pesisir pantai. Nenek moyarig kita yang tinggal di pesisir pantai mengambilmakanan dari pantai dan laut. Bukti tentang kelileradaannyaadanya alat yang ditemukan seperti jaring (kerakat), alat penangkap cumi-cumi dan adanya sisa kerang.
2.    Pemukiman di daerah pedalaman.
3.    Nenek moyang kita yang tinggal di daerah pedalaman (hutan)melqgambil bahan makanannya dari hutan maupun sungai-sungaiyang ada di dalam hutan. Adapun jenis alat yang telah ditemukandan kini disimpan di Museum NTB yaitu alat-alat berburu sepertitombak, jaring, serta kodong ipin yang digunakan untuk menangkap udang dan kodong lindung yang dipergunakan untuk menangkap belut.

B.  SISTEM KEPERCAYAAN
Kehidupan menetapmenimbulkan ikatan antaramanusia dengan alamsekitarnya. Dengan demikiannenek moyang orang Sasak (Lombok) percaya bahwasetiap benda memiliki rohyang disebut kepercayaananimisme.Bukti nenek moyang orang Sasak percaya adanya roh-rohnenek moyang adalah penemuan situs penguburan di Gunung Piring yang berada di daerah perbukitan.  Menurut mereka, di bukit-bukityang tinggi tersebutlah roh nenek moyang bersemayam. Selain itu,mereka percaya bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Oleh sebab itu, mereka menyembah dan memuja roh-roh agar tidak terjadi bencana alam. Salah satu alat upacara yang dipergunakan oleh nenek moyang orang Sasak adalah nekara. Hal ini terbukti dengan adanya penemuan nekara di desa Pringgabaya pada tahun 1999. Akan tetapisangat disayangkan bahwa nekara tersebut rusak pada saat penggalian materi batu di wilayah tersebut. Nekara yaitu semacamtambur besar, bentuknya seperti dandang terbalik dan dijadikansebagai benda pusaka, dianggap suci dan dipuja pada waktumengadakan kegiatan upacara.
Seiring dengan semakin banyaknya pengaruh dari luar, makaintegrasi kepercayaan lokal dengan luar menimbulkan adanya sinkretisme dalam ajaran-ajaran yang telah dianut sehingga muncul sistem kepercayaan yang disebut Boda. Boda merupakan anasir atau unsur dari berbagai kepercayaan.Yaitu unsur dari animisme, yang percaya bahwa segala sesuatu mempunyai roh, kemudian dinamisme, yang percaya bahwa setiapmakhluk memiliki kekuatan gaib, juga antropomorfisme yangmelakukan pengenaan ciri-ciri manusia pada binatang atau bendamati, serta politeisme yang percaya terhadap banyak Tuhan.Pengaruh sinkretisme di dalam kepercayaan Boda ini, masih bertahanhingga pertengahan abad ke 20 ini, yaitu masih mempercayai adanyakekuatan makhluk supernatural. Makhluk tersebut antara lain :
1.    Betara Guru  yaitu raja dewa-dewa yang menurunkan raja-rajaLombok.
2.    Bidadari  yaitu sebangsa dewi yang hidup di Madya antaraawang-awang.
3.    Bebodo  yaitu  sebangsa hantu yang berkeliaran bila magrib tiba,terutama pada malam Jum'at. Itulah sebabnya pada saat-saat itu,anak-anak dilarang bermain-main. la suka menyembunyikan anak kecil yang diberi makan ulat. Untuk menemukannya dipukulkan parang buntung.
4.    Bake,  juga sebangsa hantu yang sangat jahat membuat manusiasakit. Tempat tinggalnya dihutan, batu-batu besar dan pohonkayu yang rindang.
5.    Belata, sama halnya dengan bake, hanya perbedaannya belatamakan orang.
6.    Bebai, sejenis makhluk halusyang kecil, tidak semua orangdapat melihatnya. Bebaidipelihara oleh selak.
7.    Sela', sebenarnya bukanlah makhluk halus melainkan  manusia biasa. Seorang dapat menjadi sela disebabkan memiliki ilmu sejenis sihir. Oleh sebab itu, ia dapat menjadi sesuatu sesuaikehendaknya. Ada juga orang menjadi sela' karena keturunan,demikian juga orang yang beristrikan sela', maka ia menjadi sela'.Jenis sela' ada dua yaitu :  a). Sela' Beleq, kekuatannya lebih besar dan lebih hebat dalam menghancurkan kekuatan lawan. Umumnya memakan bangkai dan kotoran manusia; b) Sela' Bunga, hidupnya di angkasa dan selalu mencari musuhdi malam hari. Sela' bunga tidak memakan makanan yang kotor seperti halnya sela' beleq.



BAB III
ZAMAN KUNO GUMI SASAK

Pada periode akhir zaman prasejarah, masyarakat GumiSasak telah mulai mengenal kehidupan secara teratur. Nenek moyangorang Sasak melakukan hubungan dengan dunia luar sehingga berbagai peralatan semakin berkembang dengan adanya sating tukar-menukar barang, mulai dari barang-barang untuk melengkapikebutuhan hidup sehari-hari hingga perhiasan. Benda-benda darihasil temuan tersebut merupakan kekayaan budaya material yangdapat menggambarkan tentang aktivitas dan kreativitas kehidupanmasa lalu.Penemuan lain seperti, piring porselin dan buli-buli,menunjukkan adanya hubungan masyarakat gumi Sasak denganChina. Piring porselin tersebut diperkirakan berasal dari abad XII Msampai dengan abad XIII M pada masa Dinasti Sung. Sedangkan buli-buli berasal dari masa Dinasti Yuan abad XIII M dan XIV M.Selain itu, ditemukan juga kedudeng, yang biasa dipergunakansebagai perhiasan pada masyarakat desa Bayan.
Hal ini sangatlah beralasan karena bangsa China telah menguasai jalur perdaganganlaut. Perdagangan lewat jalur laut memungkinkan terjadinya arusdagang dalam jumlah besar sehingga barang-barang yang berasaldari China juga banyak ditemukan di Gumi Sasak.Penemuan batu nisan yang bertuliskan huruf  China dan Arabdi  Pringgabaya  masih  belum menunjukkan jawaban yang pasti tentang hubungan China dengan Islam di Gumi Sasak karena belumadanya kajian secara khusus tentang hal tersebut.

A.  PENGARUH HINDU-BUDHA
Dalam kehidupan yang lebih teratur, nenek moyang kitamenerima berbagai pengaruh baik yang berasal dari pengaruh agamaBudha maupun pengaruh dari agama Hindu. Pengaruh Agama Budhatelah dapat diketahui sejak awal keberadaan kerajaan-kerajaan yangada di Indonesia seperi Kutai, Tarumanegara dan Sriwijaya. Ketikakerajaan Sriwijaya berkuasa, pulau Lombok (Gumi Sasak)disebutkan sebagai wilayah kekuasaannya. Adapun wilayah.kekuasaan Sriwijaya meliputi: Sin-to (Sunda), yang berbatasandengan Yong-ya-lu (Jenggala); Batas Suchi-ton (Sriwijaya), adalahSuito. Disamping kekuasaan Yong-ya-lu juga Ta-ban (Tumapel),Pohu-yuan, Ma-teng (Medang), Hsi-ning, Teng-che, Ta-kang, Huan-ma-chu, Ma-li (Bali) Niu-lun (Lombok), Tan jung-wu-lo (TanjungPura, Kalimantan), Ti-wu (Timor), Peng-ya-i (Banggai, Sulawesi),Wa-nu-ku (Maluku)Bukti konkrit adanya pengaruh agama Budha di Gumi Sasak adalah :
1.    Temuan empat buah arca Budha dari perunggu pada tahun 1960di Lombok Timur tepatnya di Batu Pandang, kecamatanPringgabaya, Lombok Timur. Keempat patung Budha tersebutkini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Dua di antara patungtersebut dikenal sebagai Tara dan Awalokiteswara. Menurut Dr.Soekmono, satu diantaranya mirip dengan patung Budha yangterdapat di candi Borobudur berasal dari abad IX M danX M.
2.    Penemuan sebuah genta di Pendua, desa Sesait, kecamatanGangga Lombok Barat. Genta yang ditemukan terbuat dari perunggu, bentuknya menyerupai stupa dengan tangkai bagianatas diberi hias wajra berujung lima. Wajra adalah tanda dewaIndra atau tanda pendeta Budha.Setelah runtuhnya kerajaan Sriwijaya, maka muncullah kerajaan Majapahit. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keruntuhan Sriwijaya, diantaranya adalah: serangan dari Colomandala di India, daerah kekuasaan di Semenanjung Malaya melepaskan diri, munculnya Kertanegara sebagai raja Singasari yang bercita-cita menyatukan nusantara, serta adanya ekspedisi Pamalayu tahun 1275 M.
Kerajaan Majapahit Merupakan kerajaan yang bercorak Hindu terbesar dan memiliki pengaruh sangat luas di nusantara.Keberadaan pulau Lombok (Gumi Sasak) sendiri tertulis dalam kitab Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pada zaman kerajaanMajapahit. Nama pulau Lombok disebutnya dalam Sarga XIII dan XIV dengan perincian sebagai berikut: "Jawa, Sumatera, Kalimantan,Semenanjung Malaya, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi dan IrianJaya. Sesudah gurun maka sampailah kita ke daerah pulau Lombok Mirah Sasak yang utama".Sebagai wilayah kekuasaan Majapahit, maka pengaruh agamaHindu berkembang juga di Gumi Sasak. Hal itu dibuktikan melalui :
1.      Temuan Arca Siwa Mahadewa Tahun 1950, di Batu Pandang,Desa Sapit Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur. Arcatersebut bergaya Jawa-Tengahan abad IX M.
2.      Adanya tradisi (lisan?) masyarakat Pujut yang menyatakan bahwa asal usul nenek moyang mereka berasal dari Majapahitmelalui Raden Mas Mulia. Raden Mas Mulia kawin dengan putriDewa Agung Putu Alit dari Klungkung bernama Dewi Mas AyuSupraba. Dari Bali, Mas Mulia berangkat menuju Lombok disertai 17 keluarga dan menetap di Pujut.

B.  KERAJAAN TERTUA GUMI SASAK 
Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Pulau Lombok  pada masa lampau adalah sebagai berikut :
1.    Menurut babad Lombok kerajaantertua di Lombok terletak di desaLae' diperkirakan di sekitar Sambelia. Beberapa tahun pindah dan membangun negeri baru yang disebut Pamatan di kecamatanAikmel. Ketika meletusnya gunung Rinjani, penduduk kerajaanini terpencar-pencar antara lain ada yang ke Batudendengkemudian Suwung yang terletak di sebelah utara Perigi. Rajanya bernama Batara Indra. Setelah itu lahirlah kerajaan Lombok yangdipimpin oleh Raden Maspahit.
2.    Sumber lain mengatak°an,bahwasetelah kerajaan Lombok dihancurkan oleh tentaraMajapahit, Raden Maspahitmelarikan diri ke dalam hutan,dan sekembalinya tentara ituRaden Maspahit membangunkerajaan baru yang bernamaBatu Parang yang kemudianterkenal dengan namaSelaparang.
3.    Sumber yang lain lagimengatakan bahwa pada abad keXIII M disebutkan kerajaanPerigi yang dibangun oleh sekelompok transmigran dariJawa di bawah pimpinan Prabu Inopati. Ketika Majapahit mengirimkan ekspedisinya ke pulau Bali tahun 1343 M diteruskan ke Lombok di bawah pimpinan Empu Nala untuk menaklukkan Selaparang. Setelah berhasil ditaklukkan, Gadjah Mada sendiri datang keLombok yang saat itu dikenal dengan nama Selapawis.Kedatangan Gadjah Mada ke Lombok ditulis dalam sebuahmemori yang disebut Bencangah Pinan. Sejak kehancuranSelaparang Hindu, muncul kerajaan-kerajaan kecil di pulauLombok, diantaranya adalah kerajaan Mumbul yang berpusat diLabuhan Lombok.
4.    Kira-kira pada abad IX M sampai abad ke XI M di Lombok berdiri satu kerajaan bernama kerajaan Sasak (diketahui darikentongan perunggu di Punjungan Tabanan). Mengenai bentuk dan susunan pemerintah kerajaan ini tidak diketahui dengan pasti.Kentongan tersebut merupakan peringatan kemenangan NegaraSasak atas Bali yang kira-kira dibuat setelah jaman Anak Wungsu (1077 M).
5.    Kerajaan Kedaro, merupakan kerajaan yang terletak di Belongas,rajanya bernama Ratu Maspanji berasal dari Jawa, kemudian pindah ke Pengantap dengan nama kerajaan Samarkaton.Peninggalan kerajaan ini ialah pakaian kerajaan yang disimpanoleh Amaq Darminah di Belongas. Demikian pula alat-alatupacara seperti gong, saat ini masih tersimpan di Penujak.Kerajaan ini berakhir ketika terjadi serangan dari kerajaanLangko yang dipimpin oleh Patih Singarepa dan PatihSingaulung.


BAB IV
ASAL-USUL NAMA SASAK LOMBOK 

A.  ASAL NAMA SASAK DAN LOMBOK 
Sasak dan Lombok memiliki arti yang beraneka ragam.Adapun arti Sasak dan Lombok dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.    Sumber lisan: Sasak, karena zaman dahulu ditumbuhi hutan belantara yang sangat rapat. 
2.    Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa: Sasak diartikan buluh bambu atau kayu yang dirakitmenjadi satu.
3.    Kitab Negarakertagama (Decawanana): Sasak dan Lombok dijelaskan bahwa Lombok Barat disebut Lombok Mirah danLombok Timur disebut Sasak Adi.
4.    Dr. C.H. Goris: "Sasak berasal dari bahasa Sansekerta (Sak = pergi dan Saka = asal). Jadi Orang Sasak adalah orang yangmeninggalkan negerinya dengan menggunakan rakit sebagaikendaraannya. Orang yang pergi : tersebut dimaksudkan adalahorang Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya silsilahpara bangsawan dan juga hasil sastra digubah dalam bahasa JawaMadya dan berhuruf Jejawan (huruf sasak) ".
5.    Dr Van Teeuw dan P. De Roo De La Faille: "Sasak berasal dari pengulangan tembasaq (kain putih) yaitu saqsaq sehinggamenjadi Sasak dan kerajaan Sasak berada di sebelah barat daya ".
6.    Ditjen Kebudayaan Provinsi Bali : "Di Pujungan Tabanan Baliterdapatsebuah tongtong perunggu yang dikeramatkan bertuliskan "Sasak dana prihan, srih javanira ". Tongtong ituditulis setelah Anak Wungsu, sekitar abad ke- 12 M.
7.    Dalam babad Sangupati : "Lombok terkenal dengan nama PulauMeneng (sepi) ".
8.    Steven van der Hagen: "Pada tahun 1603 di Labuan Lombok  banyak beras yang murah dan hampir setiap hari dikirim ke Balisehingga pelabuhan Lombok dipopulerkan menjadi Lombok".
 Sampai akhir abad ke-19, pulau Lombok terkenal dengannama Selaparang. Kerajaan ini semula bernama Watu Parangkemudian berubah menjadi Selaparang. Dalam suatu memoar tentangkedatangan Gadjah Mada di Lombok, waktu itu pulau Lombok disebut Selapawis (bahasa kawi: sela berarti batu dan pawis berartiditaklukan). Jadi Selapawis berarti batu yang ditaklukan.

B.  SASAK DAN LOMBOK SEBUAH SATU KESATUAN
Sasak dan Lombok mempunyai kaitan yang erat sehinggatidak dapat dipisahkan. Keduanya terjalin menjadi satu yang berasaldari kata Sa'sa'Loombo. Kata sa' artinya satu, dan lombo' artinyalurus. Dengan demikian, Sasak Lombok berarti satunya lurus atau"satu-satunya kelurusan".Selanjutnya dijelaskan arti dan makna Sasak Lombok ditinjaudari beberapa segi, antaralain :
1.    Segi Bahasa.Bahasa sasak sangat sederhana, paling banyak hanya terdiridari dua suku kata. Cukup dengan menambahkan kata "timur" atau"barat", dan "utara" atau "selatan". Contoh, mamben lauq, mambendeye. Kemudian apabila di tempaf itu berdiri sebuah pohon, misalnya pohon asam, maka dusun yang dicarikan nama itu, cukup dinamakandengan "Dasan Bagik" (bagik = asam),
2.    Segi keyakinan dan bermasyarakat.Suku Sasak bersandar pada Sa'sa' Lombo', sebagai sesuatuyang diyakini. Hal ini berpengaruh positif dalam hidup dankehidupannya. Adapun sikap-sikap yang dimaksudkah dalam hidup beragama yaitu : a) Penyerahan diri kepada Tuhan (Tauhid). "aninya orang yang, b) Taat kepada Tuhan, c) Taat kepada pemerintah, d) Taat kepada orang tua.
Suku sasak sangat teguh memegang apa yang diajarkan kejujuransebelumnya begitupula dalam hidup bermasyarakat seperti :  a) Penyebaran Islam pada tingkat permulaan, yang shalat hanya para mubalig, karena mereka sangat taat dengan ajaran yangsudah diterimanya dari guru yang pertama tadi. Hal ini terbukti pada masyarakat yang dinamakan "Islam Wetu Telu"; b) Penduduk Lombok sangat taat kepada orang tua (ibu bapak atauorang yang lebih dewasa). Jika orang tua telah memiliki pendapatatau saran, maka yang lainnya harus ikut pendapat atau sarantersebut; c) Kejujuran atau kesederhanaan. Mereka beranggapan bahwa orangyang lebih tua dan patut lebih dihormati itu tidak akanmembohonginya. Itulah yang menjadi dasar bagi masyarakat"Waktu Telu" pada masa transisinya, bahwa untuk menjalankansyari'at agama, lebih banyak diserahkan pada para kyai dan pemangkunya.
3.    Segi ketaatan kepada pemerintah.
Orang sasak sangat taat dalam menjalankan ajaran agamanya.Adanya ajaran-ajaran taat kepada Tuhan, taat kepada Rasul dan taatkepada pemerintah, merupakan ajaran yang harus dijalankan.secaramurni dan apa adanya. Dalam hal ini nampak kelemahan bagimereka yang bulat-bulat menyerahkan persoalannya kepada seorang pemimpin. Kalaupun ada yang kemudian temyata menipunya,mereka juga tidak akan memberikan reaksi yang berlebihan. Paling- paling mereka akan menggerutu dan dalam bahasa sasak mengatakan: "la penje ia penjahit, ia pete id dait, bagus pete bagustedait, lenge pete lenge tedait".
Dari penjelasan tersebut di atas maka dapat disimpulkannama suku dan pulau ini berasal dari Sa'sa'Lombo' menjadi "Sasak Lombok" yang artinya satu-satunya kelurusan. Sifat-sifat tersebuttercermin dalam sifat datu dan pemban pada masa lampau. Datu dan, pemban adalah sosok pemimpin yang mengayomi, mengemongrakyatnya. Pemimpinnya tidak mementingkan istana yang megah.Yang penting rakyatnya dapat makan. Hal tersebut merupakan salah satu alasan yang kuat mengapa bangunan istana raja, datu atau pemban tidak ditemukan di Gumi Sasak. Dengan demikian orangSasak Lombok adalah orang-orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran (kelurusan).

BAB V
MASUKNYA AGAMA ISLAM

A.  GUMI SASAK SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN
Sejak abad ke-13 M, Labuan Lombok banyak dikunjungi para pedagang yang berasal dari Jawa, Palembang, Banten, Gresik danSulawesi. Dengan demikian agama Islam mulai memasuki Lombok.Mula-mula kedatangan mereka untuk berdagang, kemudian banyak diantara mereka yang bertempat tinggal dan menetap, bahkanmendirikan perkampungan-perkampung.an. Bukti konkritnya adalah,sampai sekarang masih dapat kita lihat bekas-bekasnya seperti perkampungan Bugis di Labuan Lombok.Ketika perdagangan rwnpah-rempah berkembang pesat padaabad ke-14 M, di Bali dan Lomkok sudah berkembahg perdagangansarung yang diangkut oleh kapal-kapal dari Gresik. Pedagang- padagang muslim telah melakukan pelayaran dan perdagangan disepanjang pantai utara.pul4u Jawa, selat Madura, pesisir timur pulauLombok, pulau-pulau Sunda Kecil hingga ke Maluku. Melaluisaluran perdagangan tersebut terbawa pubt kitab-kitab kesusasteraanyang bernafaskan Islam, seperti Roman Yusuf dan Serat Menak. Selain itu jugalmereka membawa al Qur'an untuk mengaji ditempatnya masing-masing.
Kemudian terjadilah hubungan yang intens antara para pendatang dengan masyarakat suku Sasak. Dari hubungan tersebuttimbul rasa saling menghormati dan menghargai. Sadar atau tidak,terjadilah inkulturasi dalam berbagai bidang seperti budaya danagamq: yang dianggap baik dan cocok diterima, sedangkan yangtidak cocok ditinggalkan.

B.  MASUK DAN BERKEMBAhFGNYA AGAMA ISLAM
Agama Islam masuk di bumi Selaparang tidak lama setelah runtuhnyakerajaan Majapahit. Keruntuhan kerajaanMajapahit sendiri lebihdisebabkan, oleh peberapafaktor, antara lain: tindakanGadjah Mada yangmemborong segalakekuasaan dan tidak mendidik kader-kadernya,adanya perang Paregreg sehingga menimbulkan kelemahan dikalangan pemerintahan pusat, penyerangan Girindrawardana dariMedang Kemulan, serta mulai masuk dan berkembangnya Islam dinusantara. Pada waktu itu sudah ada pedagang-pedagang muslim yang bermukim dan berniaga di Lombok kemudian mereka menyebarkanagamanya. Bukti yang paling eksplisit menjelaskan kedatangan Islamdi Lombok adalah babad  Lombok yang menjelaskan bahwa Sunan Ratu Giri memerintahkan raja-raja Jawa Timur dan Palembang untuk menyebarkan Islam ke Indonesia bagian utara. Mereka yangditugaskan itu antara lain: Lembok Mangkurat dengan pasukannyadikirim ke Banjar, Datu Bandan dikirim ke Selayar, Makasar,Tidore dan Seram; Pangeran Perapen mengirim anak laki-lakinya untuk berlayar menyiarkan Islam ke Bali, Lombok dan Sumbawa.
Menurut Faille, setelah pasukan Pangeran Prapen mendaratdan turun dari kapal, dengan sukarela raja Lombok memeluk agamaIslam. Tetapi rakyatnya tetap menolak sehirigga terjadi peperangan yang dimenangkan oleh pihak Islam. Pendapat lain menyebutkan bahwa awal mulanya raja Lombok menolak kedatangan Islam,namun setelah pangeran Prapen menjelaskan maksudnya yaitu untuk menyampaikan misi suci dengan cara damai maka beliaupunditerima dengan baik, tetapi karena hasutan rakyatnya kemudian rajaLombok ingkar janji dan mempersiapkan pasukan sehingga terjadilah peperangan. Dalam peperangan itu, raja Lombok terdesak danmelarikan diri. Tetapi malang, Jayalengkara berhasil menangkapraja, lalu dibawa: menghadap ke Pangeran Perapen. Beliau kemudiandiampuni dan mengucapkark dua kalimah syahadat serta dikhitan.Masjid pun segera dibarpgun sedangkan Pura, Meru, Babi, danSanggah dimusnahkan. Seluruh rakyat. diislamkan dan dikhitan. Kecuali kaum wanita, penghitanannya ditunda atas permintaanSyahbandar Lombok.Setelah berhasil mengislamkan raja Lombok, Sunan Perapen dengan pasukannya mengislamkan kedatuan-kedatuan lainnya sepertiPejanggik, Langko, Parwa, Sarwadadi, Bayan, Sokong dan Sasak (Lombok Utara). Hal ini terbukti dengan adanya peningalanarkeologis seperti masjid-masjid tua, makam-makam kuno dansebagainya. Pada beberapa kedatuan-kedatuan lainnya, sebagianmereka masuk Islam dengan sukarela, sebagian lagi masuk Islam dengan cara kekerasan seperti di Parigi dan Sarwadadi. Setelah itu beberapa tahun kemudian seluruh  Lombok memeluk agama Islam, kecuali Pajarakan dan Pengantap.
Perkembangan Islam yang sedemikian cepat ini disebabkan beberapa faktor: Periama, agama Islam dianggap demokratis. Kedua, ajaran Islam bukan merupakan ajaran yang asing lagi karena sudahlebih dahulu bercampur dengan anasir India. Ketiga, Penyebarannya berjalan secara damai karena melalui pereragangan dan perkawinan. Keempat, karena terjadinya kekosongan pegangan rohani rakyatakibat kemunduran Majapahit.  Kelima, karena intensi kegiatan paraguru agama, ulama dan wali yang dianggap memberi manfaat yangnyata bagi kehidupan masyarakat.

C.  SUNAN PRAPEN KEMBALI KE LOMBOK 
Sesuai dengan misi yang diemban dari Ratu Sunan Giri, makasetelah mengislamkan kerajaan-kerajaan lainnya di pulau Lombok,Sunan Prapen melanjutkan'penyebaran Islam ke Sumbawa, Dompu
dan Bima. Sepeninggal Sunan Perapen, keadaan agama Islam diLombok sangat menyedihkan karena kaum wanitanya menolak memeluk agama yang baru itu. Hal ini sangatlah beralasan karenamasih kuatnya pengaruh agama sebelumnya dan juga adanya pengaruh kekuasaan Karangasem di Bali sebagai kerajaan yang kuatdan tangguh.
Akibat timbulnya permasalahan ini kemudian. Sunan Prapen kembali lagi dan mendarat di Lombok melalui Sugian untuk menyerang penduduk yang masih kafir. Dalam penyerangan ini penduduk Lombok terpecah menjadi tiga bagian, yaitu :  (1) kelompok yang melarikan diri dan mengungsi ke gunung-gunung lalu masuk hutan, mereka dikenal sebagai Orang Boda, (2) kelompok yangtakluk dan masuk Islam dikenal sebagai Waktu Lima, (3) kelompok yang hanya takluk di bawah kekuasaan Sunan Perapen dikenalsebagai penganut Wetu Telu.
Rencana Sunan Perapen untuk mengislamkan pulau Baliterpaksa ditunda karena mendapat perlawanan dari Dewa AgungGelgel yaitu Dewa Agung Batu Renggong yang pada pertengahanabad ke-16 M berusaha membendung penyebaran agama Islam yangdilakukan oleh orang-orang Jawa dari arah barat maupun orang-orang Makassar dari arah timur. Oleh sebab itu, pengaruh kerajaan Gelgel di bagian barat pulau Lombok lebih besar, sehingga SunanPrapen mendarat di pantai timur (Labuan Lombok).

D.  PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI BEBERAPA TEMPAT

1.    Penyebaran Islam di Bayan
Sekitar abad ke-16 M, penyebaranagama Islam jugamasuk melalui pantai utara Bayan dan dari arah baratsekitar Tanjung.Pembawanyaadalah seorang syeikh dari Arab Saudi bernama Nurul. Rasyid dengan gelar sufinya Gaoz Abdul Razak. Makamnya torletak di kampungKuranji, sebuah desa pantai di barat daya Lombok. Gaoz AbdulRazak mendarat di Lombok bagian utara, di daerah Bayan. la pun menetap dan berdakwah Kompleks Masjid Bayan Bsieq disana.  Beliau mengawini  Denda Bulan yang melahirkan seorang anak bernama Zulkarnaen. Keturunan inilah yang menjadi cikal bakal raja-raja Selaparang.Kemudian Gaoz Abdul Razak mengawini lagi Denda Islamiyahyang melahirkan Denda Qomariah yang populer dengan sebutanDewi Anjani. Sunan Pengging, pengikut Sunan Kalijaga datangke Lombok pada tahun 1640 M untuk menyiarkan agama Islam(sufi). Ia kawin dengan putri dari kerajaan Parwa sehingggamenimbulkan kekecewaan raja Goa. Selanjutnya, raja Goamenduduki Lombok pada tahun 1640 M. Sunan Pengging yangdikenal sebagai Pangeran Mangkubumi lari ke Bayan. Salah satu bukti yang dapat dijadikan sebagai kajian tentang awal penyebaran agama Islam adalah masjid kuno Bayan Beleq.



2.    Islam di Pujut
Salah satu bukti yang paling konkrit penyebaran Islam didaerah Pujut adalah masjid kuno Rembitan. Bangunan ini merupakan prototipe masjid-masjid tua. Secara kronologis diperkirakan dibangun sekitar abad ke-16 M. Tokoh legendaris penyebar agama Islam di daerah ini adalah Wali Nyatok. Masjiddi Rembitan sering dikaitkan dengan tokohn Wali Nyatok. Dalam tradisi lisan, Wali Nyatok dikenal sebagai penyebar agama Islamdi Lombok bagian selatan dan sekitarnya. Nama lain Wali Nyatok adalah Sayid Ali atau Sayid Abdurrahman. Sayang sekali pada batu nisannya tidak ada inskripsi yang menyebut namatokoh tersebut, meskipun dari segi tipologi nisan tersebuttergolong tua. Salah satu tokoh legendaris lainnya dalam penyebaran agama Islam adalah Pangeran Sangupati.Beberapa pendapat tentang Pangeran Sangupati sebagai berikut :
a.    Pangeran Sangupati adalah putra Selaparang yang dianggap Waliyullah. Ia mengarang kitab  Jatiswara, Prembonan, Lampanan Wayang,Tasawuf dan Fiqh
b.    Pangeran Sangupati berasal dari Jawa yang sengaja berkelanauntuk menyebarkan agama Islam dan memiliki nama asli diJawa: Aji Datu Semu, sedangkan di Sumbawa dikenal dengannama Tuan Semeru.
c.    Pangeran Sangupati adalah tokoh agama Hindu yangmenyebarkan agama Hindu di kalangan umat Islam karena Islamyang dianut oleh para penduduk masih sangat lemah, maka beliaumenyebarkan agama Islam Waktu Telu (Wetu Telu) suatu bentuk  peralihan dari agama Boda tua ke agama Waktu Lima dan diadikenal dengan nama Pedanda Wau Rauh.Selain tokoh-tokoh tersebut ada juga yang disebut-sebutsebagai penyebar agama Islam di Lombok yaitu Al-Fadal.

E.  MUNCULNYA ISLAM WETU TELU
Islam Wetu Telu (atau juga Waktu Telu) adalah sistemkepercayaan sinkretik hasil saling-silang ajaran Islam, Hindu, unsur animisme dan antropomorfisme (Boda). Tawalinuddin Haris, 2002, menyarakan sinkretisme semacam itu tercermin pula pada sejumlahlontar yang ditemuKan di Lombok. Banyak diantara lontar tersebutyang dimulai dengan lafal "Bismillah" tapi selanjutnya memberikanajaran yang jelas jelas berdasarkan filsafat Hindu dan Budha. Oleh karena itu, mungkin ada benarnya juga ketika Vogellaesangmengatakan bahwa Islam Waktu Telu adalah agama Majapahit(Hindu dan Budha) yang sudah dibalut dengan ajaran Islam.Sinkretisme ini juga terjadi pada orang-orang Bali yangtinggal di Lombok, baik dalam hal bahasa, berpakaian bahkan dalamkegiatan keagamaan. Dalam sebuah upacara di Pura (odalan)misalnya, terdapat tembang "Turun Taun" yang biasanyaditembangkan oleh orang-orang tua etnis Bali dilombok seperti : "Miaq sunggar siq galih belimbing, lolon waru sedinlangan, Silaqlumbar kaji ngiring, adeq aru rawuh ring Pure.
Sampai saat ini, komunitas Islam Wetu Telu masih terdapatdi kawasan Tanjung dan beberapa desa di kecamatan Bayan seperti Loloan, Anyar, Akar-Akar, dan Mumbul Sari. Sedangkan dusun-dusunnya memusat di Senaru, Barung Birak, Jeruk Manis, DasanTutul, Nangka Rempek, Semokan dan Lendang Jeliti. Bahkan sisa-sisq, kepercayaan bahwa suatu benda memiliki fungsi magis masihtersisa sampai sekarang. Masyarakat yang berziarah di Loang Balok Lombok Barat misalnya, biasanya menggantungkan harapan padasesuatu (benda) dengan cara mengikat dan menganyam secarasederhana akar dari pohon beringin. Jika harapannya telah tercapai,maka ikatan dan anyaman yang telah dibuat tersebut dibuka kembali,apabila tidak dibuka biasanya dianggap bisa mendatangkan kesialandalam hidupnya.Selanjutnya kemunculan Islam Waktu Telu disebabkan olehhal-hal berikut :
1.    Akibat dari proses Islamisasi yang belum tuntas sebagai penyebab utama munculnya Islam Waktu Telu. Dengan rincian : a) Kedatangan Islam pada saat kuatnya kepercayaan tradisionalseperti animisme, dinamisme, antropomorlisme atau yangdisebut Boda; b) Dominasi ajaran Hindu Majapahit yang telah berakar kuat dimasyarakat; c) Para muballigh yang menyampaikan ajaran agama Islamterburu meninggalkan tempat tugasnya untuk menyebarkanagama Islam ke tempat lain seperti Sumbawa, Dompu, dan Bima, sementara para murid yang diserahi tugas melanjutkan pengajaran agama Islam belum tuntas atau belum cukupmemiliki wawasan keilmuan tentang Islam yang mendalam; d) Keenganan dan ketidakma,mpuan menafsir-kembangkanajaran Islam dengan lebih sistematis, rasional dan aktual.
2.    Metode Dakwah yang sangat toleran dengan komitmen untuk tidak merusak adat istiadat setempat. Sikap toleran para mubalighterhadap kepercayaan lokal tradisional ini menimbulkan persepsitersendiri di kalangan masyarakat Sasak bahwa sejatinya ajaranIslam tidak berbeda dengan kepercayaan leluhumya. Bahkan terjadi perundingan antara Sunan Prapen dengan para pemuka diBayan yang melahirkan kesepakatan bahwa masyarakat akanmemeluk agama Islam dengan syarat mereka tetap dibiarkanmempertahankan adat budaya nenek moyang beserta segalainstitusi sosialnya. Hal ini sangatlah beralasan karena Islam khasJawa bawaari Sunan Prapen adalah ajaran Islam bercita rasasufisme-mistisisme yang sudah tentu sangat tpleran pada ajarannenek moyang, yang terpenting, secara substantif ajaran tersebutmampu mengantar manusia berhubungan dengan Tuhannya.
3.    Secara umum kebijakan politik keagamaan para penguasa Hindu-Bali di Lombok memang cukup menghambat proses-proses pembinaan keagamaan umat Islam. HA-hal tersebut diantaranya adalah ; a) Menghalang-halangi umat Islam yang berangkat naik haji ; b) Para tokoh masyarakat dan agama diadu domba melalui pola- pola sistematis seperti wanita Sasak yang kawin dengan laki-laki Hindu dipaksa untuk pindah ke agama suami ataumencampuradukkan keyakinannya ; c) Mobilisasi judi di setiap desa. Kenyataan ini seringkalimenimbulkan kerancuan dan secara simultan menyuburkan berkembangnya Islam Waktu Telu.
4.    Penyebaran agama Hindu juga secara aktif dilangsungkan menyusul  semakin pudarnya keislaman pada masyarakat Sasak.Terdapat juga seorang "misionaris"bemama Danhyang Nirartha,seorang pendeta berkasta Brahmana yang.aktif beru~ahamenyebarkan Hindu berdasar mandat dari raja Bali. Dalam praktiknya, ia mencoba meramu antar unsur dalam ajaran Islam,Hindu, dan aliran kepercayaan tradisional (Boda) di masyarakatislam Sasak. Hal inilah yang memicu munculnya ajaran WetuTelu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar