Rabu, 22 Oktober 2014

ILMU ALAMIAH DASAR



TUGAS
ILMU ALAMIAH DASAR
“KEBERADAAN PLUTO DALAM SUSUNAN TATA SURYA”
Dosen Pengampu: I Gusti Komang Kembarawan,S.Ag,M.Ag.  
Oleh:
NI WAYAN MARIASEH
NIM.131 111 33
JURUSAN PENDIDIKAN SEMESTER 1A

DEPARTEMENT KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI
GDE PUDJA MATARAM

2013/2014
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
            Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha Beliau-lah sehingga saya berhasil menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul “Keberadaan Pluto Dalam Susunan Tata Surya” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar dalam kaitannya dengan materi yang berhubungan dengan Tata Surya. Makalah ini disusun berdasarkan pada informasi-informasi yang saya peroleh dari sejumlah referensi berupa buku acuan dan website diinternet yang berkaitan dengan masalah yang saya angkat.
            Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu adanya kritik dan saran dari para pembaca baik itu Bapak/Ibu dosen, maupun teman-teman yang berada dalam lingkup STAHN Gde Pudja Mataram sangat saya harapkan dalam upaya perbaikan karya tulis saya kedepannya. Dengan tersusunnya makalah ini, semoga dapat menjadi sumbangsih pikiran dalam rangka tambahan ilmu dan wawasan kita kelak. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam hal memperlancar terselesainya penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua dikemudian hari.
Om Santhi Santhi Santhi Om
                                                                                                Mataram,___September 2013
                                                                                                            Penyusun,
                                                                                                NI WAYAN MARIASEH                                                                            i
DAFTAR  ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................                  i
DAFTAR  ISI......................................................................................................                  ii
BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................                1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................               2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................               2
BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Status Pluto Sebagai Planet.................................................................               3
2.2 Asal-Usul Nama Pluto..........................................................................              5
2.3 Fakta Mengenai Pluto..........................................................................              8
2.4 Alasan Pluto Dikeluarkan Dari Susunan Tata Surya.......................            13
BAB III  PENUTUP
3.1  Kesimpulan...........................................................................................           18
3.2  Saran......................................................................................................           18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................            20                     
                                                                        ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Banyak hal yang terjadi di alam semesta ini. Bumi, planet, bulan, bintang, satelit, asteroid, dan meteoroid merupakan beberapa hal ciptaan Tuhan yang begitu indah dan sangat unik untuk disaksikan. Tata surya merupakan suatu sistem peredaran benda-benda langit seperti yang saya katakan diatas, penyusunnya tak lain terdiri dari matahari, bumi, bulan, planet dan benda-benda langit lainnya yang berada dalam satu sistem. Planet merupakan salah satu benda langit yang mengelilingi matahari. Sebelum tahun 2006 dinyatakan bahwa planet dalam susunan tata surya berjumlah 9 buah, namun pada tanggal 25 Agustus 2006 para Astronom membuat kesepakatan baru bahwa pluto atau planet yang kesembilan tidak lagi dimasukkan dalam himpunan susunan tata surya. Tentu teman-teman dan para pembaca bertanya-tanya, kenapa pluto dikeluarkan dari anggota planet? Setiap keputusan yang dibuat tentu memiliki alasan yang didukung dengan bukti-bukti yang cukup untuk mendukung keputusan itu. Pluto awalnya adalah planet yang paling kecil dalam tata surya dan memiliki jarak terjauh dari matahari yang merupakan pusat tata surya, pluto adalah satu-satunya planet yang mengorbit tidak sesuai dengan lintasannya, planet ini mengorbit dengan memotong lintasan orbit planet lain yang ada dalam tata surya, dan memiliki masa revolusi yang sangat berbeda dengan planet lainnya. Banyak hipotesis-hipotesis yang menyatakan bahwa pluto dikeluarkan dalam susunan tata surya, karena pluto hanya berupa butiran debu dan bukan merupakan planet karena dia memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda dengan planet. Namun dugaan itu belum dapat dikatakan benar sebab belum banyak bukti yang mendukung hipotesis tersebut.
                                                                  1
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diambil beberapa pembahasan yang akan diulas dalam makalah ini, antara lain yaitu:
1.      Bagaimana status pluto sebagai planet dalam tata surya?
2.      Bagaimana asal usul nama pluto?
3.      Apa saja fakta mengenai pluto?
4.      Kenapa pluto dikeluarkan dari susunan tata surya?

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain adalah untuk:
1.      Untuk mengetahui status pluto sebagai planet dalam susunan tata surya;
2.      Untuk mengetahui asal-usul dari nama pluto;
3.      Untuk mengetahui fakta-fakta mengenai planet pluto; dan
4.      Untuk mengetahui alasan dan penyebab pluto dikeluarkan dari susunan tata surya.






                                                                         2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Status Pluto Sebagai Planet
            Planet, secara etimologis berarti pelancong (wanderer). Pada akhir abad ke-19, istilah Planet sudah menjadi istilah umum, meskipun belum ada batasan yang jelas mengenai kriteria suatu benda yang dapat dianggap sebagai planet. Umumnya, istilah "planet" diberikan kepada objek yang mengitari Matahari dan berukuran lebih besar daripada Pluto. Pluto (nama resmi: 134340) adalah sebuah planet katai (dwarf planet) dalamTata Surya. Tata Surya  adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid,komet) lainnya.
 Sebelum 24 Agustus 2006, Pluto berstatus sebagai sebuah planet dan setelah pengukuran, merupakan planet terkecil dan terjauh (urutan kesembilan) dari matahari.
Pada 
7 September 2006, nama Pluto diganti dengan nomor saja, yaitu 134340. Nama ini diberikan oleh Minor Planet Center (MPC), organisasi resmi yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan data tentang asteroid dan komet dalam tata surya kita. [1]
Pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak terlalu kecil darinya bernama 
Charon (berdiameter 1.196 km). Kemudian ditemukan lagi satelit lainnya, Nix dan Hydra.
            Setelah 75 tahun semenjak ditemukan, Pluto masih terbalut misteri. Saat ini wahana nirawak 
New Horizons telah diluncurkan untuk meneliti Pluto dan diperkirakan akan
                                                                        3
 mendekati Pluto dalam jarak terkecil pada Juli 2015.

Sejak ditemukan oleh Clyde William Tombaugh, seorang astronom muda di Observatorium Lowell, pada 18 Februari 1930, Pluto kemudian menjadi salah satu anggota dari Tata Surya yang paling jauh letaknya.Jarak Pluto dengan matahari adalah 5.900,1 juta kilometer. Pluto memiliki diameter yang mencapai 4.862 km dan memiliki massa 0,002 massa Bumi. Periode rotasi Pluto adalah 6,39 hari, sedangkan periode revolusi adalah  248,4 tahun.
Bentuk Pluto mirip dengan Bulan dengan atmosfer yang mengandung metan. Suhu permukaan Pluto berkisar -233 Celsius sampai dengan-223oCelsius, sehingga sebagian besar berwujud es. Kalau melihat sejarahnya, Pluto sebenarnya ditemukan lantaran adanya teori mengenai planet kesembilan dalam sistem tata surya Bimasakti.
Baru kemudian setelah Clyde mampu menunjukkan bukti-bukti nyata dalam penelitiannya, akhirnya Pluto resmi menjadi salah satu planet yang menentukan rotasi galaksi ini.
Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian, 
Charon, satelit yang mengelilingi Pluto sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya. Akhirnya keberadaan satelit Charon ini semakin menguatkan status Pluto sebagai planet akan tetapi, para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lain di belakang Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan      benda langit termasuk dalam Obyek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km            pada    Juni 2002),      Huya (750 km pada Maret 2000),Sedna (1.800 km pada Maret 2004), OrcusVestaPallasHygieaVaruna.
                                                             4
 `          Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Obyek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, obyek ini juga memiliki satelit. Pluto sendiri, dengan orbit memanjangnya yang aneh, memiliki perilaku lebih mirip objek Sabuk Kuiper dibanding sebuah planet, demikian anggapan beberapa astronom. Orbit Pluto yang berbentuk elips tumpang tindih dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap Matahari juga terlalu melengkung dibandingkan delapan objek yang diklasifikasikan sebagai planet.
            Pluto juga berukuran amat kecil, bahkan lebih kecil dari Bulan, sehingga terlalu kecil          untuk   disebut            planet. Setelah Tombaugh wafat tahun 1997, beberapa astronom menyarankan agar International Astronomical Union, sebuah badan yang mengurusi penamaan dan penggolongan benda langit, menurunkan pangkat Pluto bukan lagi sebagai planet. Selain itu beberapa astronom juga tetap ingin menerima Pluto sebagai sebuah planet. Alasannya, Pluto memiliki bentuk bundar seperti planet, sedangkan komet dan asteroid cenderung berbentuk tak beraturan. Pluto juga mempunyai atmosfer dan musim layaknya planet. Pada 24 Agustus 2006, dalam sebuah pertemuan Persatuan Astronomi Internasional, 3.000 ilmuwan astronomi memutuskan untuk mengubah status Pluto menjadi "planet katai".
2.2 Asal – Usul  Nama Pluto
            Mengenai pemberian nama pluto juga sempat menjadi kontroversi. Karena sempat membuat banyak pihak saling berselisih paham. Banyak yang bilang nama ini berasal dari karakter anjing dalam komik Walt Disney.
                                                                         5
Kenyataan bahwa komik tersebut memulai debutnya pada tahun yang sama dengan penemuan benda angkasa tersebut oleh manusia dipercaya banyak pihak sebagai salah satu alasannya. Nama Pluto juga merupakan nama seorang dewa dari kebudayaan Romawi yang menguasai dunia kematian (Hades dalam kebudayaan Yunani). Nama ini diberikan mungkin karena benda angkasa ini sama gelap dan dinginnya dengan dewa tersebut,selain juga misteri yang menyelimutinya. Ternyata banyak nama lain yang pernah ditolak untuk menamai planet baru tersebut. Salah satunya adalah Minerva, yang berarti dewi ilmu pengetahuan. Alasannya jelas, karena nama tersebut sudah dipergunakan untuk hal yang lain. Lalu ada nama Constante, merujuk pada nama pendiri observatorium tempat Clyde bekerja, Constante Lowell. Namun pemberian nama Lowell juga ditolak secara perlahan-lahan. Hingga kini bisa dibilang Pluto adalah salah satu benda angkasa yang paling jarang diteliti manusia. Berbagai alasan menyebabkan berbagai proyek untuk meneliti Pluto terhenti.
            Salah satu penelitian yang cukup serius akhirnya digelar juga untuk melihat Pluto, yaitu penelitian pihak AS melalui NASA, yang mengirimkan satu set pesawat tanpa awak untuk mendata daerah permukaan Pluto, karakteristik geografi dan geomorfologi secara global dan mencari data struktur atmosfer yang melingkupi Pluto. Sebuah ekspedisi yang dinamakan Pluto Express direncanakan mulai meluncur ke angkasa pada Desember 2004 dan direncanakan tiba di Pluto paling lama pada tahun 2008, namun ekspedisi ini akhirnya dibatalkan pada tahun 2000 karena masalah dana dan digantikan sebuah misi baru bernama New Horizons (diluncurkan Januari 2006). Pesawat ini akan melintasi Pluto dan Charon, satelit alaminya, dan kemudian mengirimkan foto-foto ke Bumi. Salah satu studi yang akan dilakukan Horizons mencakup masalah atmosfer yang ada di lapisan satelit Pluto tersebut. New Horizons juga direncanakan akan terbang menuju Sabuk Kuiper.
                                                                        6
            Hingga kini dipercaya Pluto memiliki sifat atmosfer yang paling asli semenjak memisahkan diri dari matahari. Lapisan atmosfer ini juga dikenal sebagai lapisan paling dingin yang pernah dimasuki sebuah pesawat misi angkasa luar dari bumi. Tim astronom melaporkan penemuan bulan baru yang mengelilingi planet kecil dan dingin, Pluto. Berdasarkan observasi menggunakan teleskop Hubble milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), para astronom memperkirakan bentuk bulan bergaris lintang 6-15 mil (sekitar 24 kilometer) itu tidak beraturan. Bulan itu mengorbit dalam lingkaran berdiameter 58.000 mil (93.341 kilometer) dan diperkirakan berada dalam satu bidang dengan satelit lain yang mengitari Pluto. “Bulan-bulan ini membentuk rangkaian rapi di orbit, seperti boneka Rusia,” kata ketua tim astronom, Mark Showalter dari SETI Institute di Mountain View, California, seperti dikutip laman resmi NASA.
Penemuan bulan baru itu menambah jumlah bulan yang diketahui mengelilingi Pluto menjadi lima. Bulan terbesar Pluto, Charon, ditemukan tahun 1978 dalam observasi yang dilakukan United States Naval Observatory di Washington DC. Selanjutnya, observasi Hubble tahun 2006 menemukan dua bulan kecil Nix dan Hydra. Bulan keempat, P4, juga ditemukan tahun 2011 dari data Hubble. Menurut teori yang banyak dianut, semua bulan itu adalah sisa tabrakan antara Pluto dengan objek besar Sabuk Kuiper lain milyaran tahun yang lalu. Tim astronom tertarik mempelajari Pluto karena planet kecil itu memiliki rangkaian satelit yang kompleks. Penemuan bulan kali ini akan memberi petunjuk tambahan untuk mengungkap bagaimana sistem Pluto terbentuk dan berevolusi. Penemuan baru juga akan membantu para ilmuwan mengemudikan pesawat antariksa New Horizons milik NASA melewati sistem Pluto tahun 2015, saat pesawat melakukan perjalanan bersejarah melintasi dunia yang jauh dengan kecepatan tinggi. Tim mengandalkan jarak pandang Hubble yang kuat untuk menjelajahi sistem Pluto, melihat potensi bahaya bagi
                                                            7
pesawat New Horizons yang akan melintasi planet kecil itu dengan kecepatan 30.000 mil (48.280 kilometer) per jam. Perlintasan itu berpotensi menyebabkan tabrakan antara pesawat dengan serpihan orbit.
2.3 Fakta  Mengenai  Planet Pluto
Beberapa fakta yang ditemukan  mengenai planet pluto yaitu:
1.      Alasan mengapa Clyde William Tombaugh pada tahun 1930 memasukkan Pluto sebagai planet ke Sembilan: Berdasarkan sejarah, Pluto sebenarnya ditemukan lantaran adanya teori mengenai planet kesembilan dalam sistem tata surya Bimasakti. Ketika itu Tombaugh yang berusia 26 tahun ditugaskan untuk ikut mencari. Bila tidak cermat, tentulah ia tidak bakal menemukan Pluto saat berulang-ulang meneliti foto-foto langit malam di Arizona. Tombaugh yang melihat objek tak dikenal, ia langsung yakin itu adalah planet ke sembilan yang kelak disebut Pluto. Baru kemudian setelah Clyde mampu menunjukkan bukti-bukti nyata dalam penelitiannya, akhirnya Pluto resmi menjadi salah satu planet yang menentukan rotasi galaksi ini. Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya. Akhirnya keberadaan satelit Charon ini semakin menguatkan status Pluto sebagai planet.
2.      Perbandingan besaran-besaran pada bumi dengan besaran-besaran pada Pluto: Ukuran : Pluto berdiameter sekitar 1.413 mil (2.274 km). Yakni sekitar 1/5 diameter Bumi.  Massa : Massa Pluto adalah sekitar 1,29 x 10 22 kg. Beratnya 1/500 dari massa Bumi. Luas permukaan : 1,665 X 107 km2 0,033 Bumi.    

8
Volume: 6.39 X 109 km3 0.0059 Bumi.Gravitasi : Gravitasi di Pluto adalah 8% dari gravitasi di Bumi.
3.      Seseorang yang memiliki berat 100 pon, di Pluto beratnya hanya sekitar 8 pon. Lama hari dan tahun di Pluto : 1 hari di Pluto membutuhkan waktu 6,39 hari Bumi. Sedangkan 1 tahun di Pluto membutuhkan waktu 247,7 tahun Bumi (yaitu, dibutuhkan 247,7 tahun Bumi untuk Pluto mengorbit Matahari sekali).  Suhu di Pluto : Suhunya bisa berkisar dari antara -396 ° F sampai -378 ° F (-238 ° C sampai -228 ° C, atau 35 K sampai 45 K). Suhu rata-rata adalah -393 ° F (-236 °C = 37 K). 
4.      Alasan mengapa Sidang Umum Perkumpulan Astronomi Dunia yang ke-26 pada tanggal 24 Agustus 2006 mencoret status Pluto sebagai planet. Hal ini dikarenakan adanya penetapan defenisi baru tentang planet. Resolusi 5A Sidang Umum IAU Ke-26         berisi    defenisi baru   tersebut. Dalam resolusi tersebut dinyatakan, sebuah benda langit bisa disebut planet apabila memenuhi tiga syarat, yakni mengorbit Matahari, berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat, dan memiliki jalur orbit yang jelas dan “bersih” (tidak ada benda            langit   lain di orbit tersebut).  Berdasarkan defenisi tersebut, Pluto tidak berhak menyandang nama planet karena tidak memenuhi syarat yang ketiga. Orbit Pluto memotong orbit planet Neptunus sehingga dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, Pluto kadang berada lebih dekat dengan Matahari dibandingkan Neptunus.
5.      Defenisi planet, Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:
·         mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
·         mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
                                                9
·         tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya; 
·         telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya. 
6.      Defenisi “dwarf planets”, Dwarf planets merupakan planet kerdil atau planet katai. Pluto kini termasuk dalam anggota dwarf planets. Dwarf planets ini beranggotakan Pluto dan benda-benda langit lain di tata surya yang mirip dengan Pluto, termasuk di dalamnya asteroid terbesar ceres, satelit Pluto, Charon, dan beberapa benda langit yang baru ditemukan. Planet kerdil (dwarf planets) terbagai menjadi:
·         Cerean
Yang termasuk Cerean adalah planet kecil batuan, dengan mengambil model dari asteroid Ceres. Asteroid-asteroid yang berada dalam sabuk utama asteroid antara orbit Mars dan Jupiter, masuk dalam kategori Cerean.
·         Plutonian
Yang termasuk Plutonian adalah planet kecil es, dengan mengambil model dari Pluto. Objek-objek diluar orbit Neptunus (misalnya: Pluto, Eris, Quaouar, dll) termasuk kategori Plutonian.
            Pada Oktober 2003 ditemukan UB 313 (2.700 km) yang diberi nama Xenaoleh penemunya. Selain lebih besar dari Pluto, obyek ini juga memiliki satelit. Pluto sendiri, dengan orbit memanjangnya yang aneh, memiliki perilaku lebih mirip objek Sabuk Kuiper daripada sebuah planet, demikian anggapan beberapa astronom. Orbit Pluto yang berbentuk elips tumpang tindih dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap Matahari juga
                                                                        10
terlalu melengkung dibandingkan delapan objek yang diklasifikasikan sebagai planet. Pluto juga berukuran amat kecil, bahkan lebih kecil daripada Bulan, sehingga terlalu kecil untuk disebut planet. Setelah Tombaugh wafat tahun 1997, beberapa astronom menyarankan agar International Astronomical Union, sebuah badan yang mengurusi penamaan dan penggolongan benda langit, menurunkan pangkat Pluto bukan lagi sebagai planet. Selain itu beberapa astronom juga tetap ingin menerima Pluto sebagai sebuah planet. Alasannya, Pluto memiliki bentuk bundar seperti planet, sedangkan komet dan asteroid cenderung berbentuk tak beraturan. Pluto juga mempunyai atmosfer dan musim layaknya planet.
            Pada 24 Agustus 2006, dalam sebuah pertemuan Persatuan Astronomi Internasional, 3.000 ilmuwan astronomi memutuskan untuk mengubah status Pluto menjadi "planet katai" bersama-sama dengan sejumlah benda langit lainnya. Sebuah ekspedisi yang dinamakan Pluto Express direncanakan mulai meluncur ke angkasa pada Desember 2004 dan direncanakan tiba di Pluto paling lama pada tahun 2008, namun ekspedisi ini akhirnya dibatalkan pada tahun 2000 karena masalah dana dan digantikan sebuah misi baru bernama New Horizons (diluncurkan Januari 2006). Pesawat ini akan melintasi Pluto dan Charon, satelit alaminya dan kemudian mengirimkan foto-foto ke Bumi. Salah satu studi yang akan dilakukan Horizons mencakup masalah atmosfer yang ada di lapisan satelit Pluto tersebut. New Horizons juga direncanakan akan terbang menuju Sabuk Kuiper. Hingga kini dipercaya Pluto memiliki sifat atmosfer yang paling asli semenjak memisahkan diri dari matahari. Lapisan atmosfer ini juga dikenal sebagai lapisan paling dingin yang pernah dimasuki sebuah pesawat misi angkasa luar dari bumi.


                                                                         11
( Panel 1 )
(  Panel 2 )
(Panel 3 )
( Panel 4 )
Keterangan gambar:
Ø  Panel 1: Rotasi Pluto dari informasi yang diperoleh oleh teleskop Hubble;
Ø  panel 2 menunjukkan revolusi Pluto;
Ø  panel 3 menunjukkan orbit Pluto dilihat dari atas, di mana Pluto suatu masa lebih dekat ke Matahari daripada Neptunus;
Ø  panel 4 menunjukkan orbit Pluto dilihat dari samping, terhadap orbit planet-planet lain mengitari Matahari.
2.4 Alasan Pluto Dikeluarkan dari Susunan Tata Surya
            Mengapa PLANET PLUTO dikeluarkan dari susunan tata surya? Alasannya adalah karena  planet adalah benda luar angkasa yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Mengorbit matahari.
2)      Memiliki massa yang cukup untuk bergravitasi sendiri sehingga memiliki bentuk yang relatif bulat.
3)      Tidak membagi orbitnya dengan benda-benda lain yang berukuran relatif sama besarnya selain satelitnya sendiri, pluto  membagi orbitnya dengan benda lain (pluto melintasi orbit benda angkasa lain sehingga tidak memenuhi kriteria sebuah planet) .
            Pluto tidak memenuhi syarat yang terakhir karena orbitnya berpotongan dengan orbit Neptunus. Kadang-kadang Pluto lebih jauh dari Matahari dibandingkan Neptunus, dan kadang-kadang Neptunus yang lebih jauh pada orbitnya terletak benda-benda Trans Neptunus.
                                                                          
                                                                          13
            Benda angkasa yang memenuhi syarat pertama dan kedua, tetapi tidak memenuhi syarat ketiga dinamai planet kerdilAstronesia-Para ilmuwan sampai saat ini masih bertanya-tanya apakah Pluto memiliki lautan. Pasalnya, temperatur permukaan planet terjauh dari bumi itu berada di kisaran -230 °C. Guillaume Robuchon dan Francis Nimmo, keduanya ilmuwan dariUniversity of California, Santa Cruz, mengungkapkan teori bahwa keberadaan lautan bergantung pada dua faktor; jumlah potasium radioaktif dalam inti Pluto dan temperatur es yang menyelubunginya. Pengukuran kepadatan planet itu menunjukkan, inti planet yang berupa batuan mengisi 40 persen volume Pluto. Apabila inti planet itu juga mengandung konsentrasi potasium sebanyak 75 part per milyar, peluruhannya dapat menghasilkan panas yang dapat mencairkan lapisan es yang menutupi serta menghasilkan campuran nitrogen dan air. Panas dari inti Pluto akan memicu konveksi es di sekitarnya. Namun apabila es bergolak terlalu cepat, panas tersebut akan terlepas ke ruang angkasa sebelum dapat melelehkan lebih banyak lapisan es. Sedangkan jika lapisan es yang mulai mencair itu bergerak lebih lambat dibandingkan gletser Antartika di bumi, maka lapisan es setebal 165 kilometer di permukaan Pluto dapat melindungi lautan dengan kedalaman yang sama di bawahnya.
           Demikian kesimpulan yang disampaikan para ilmuwan. Tingkat viskositas es sangat bergantung pada partikel-partikel es yang ada, dimana partikel yang berukuran kecil akan lebih mudah mengapung di permukaan yang cair. Meskipun begitu, sulit untuk mengukur kondisi ini dari Bumi. Namun bentuk Pluto dapat memberi petunjuk mengenai keberadaan lautan di planet itu. "Sangat menarik untuk mengungkap adanya potensi astrobiologis di planet muda ini," kata Alan Stern, ilmuwan senior New Horizons. Ribuan astronom yang berkumpul di Praha, Ceko akhirnya memutuskan bahwa Pluto tidak masuk dalam kategori planet pada pertemuan puncak International Astronomical Union (IAU) Kamis (24/8/06).
                                                                        14
            Alasannya, Pluto tidak memiliki orbit yang dominan seperti delapan planet lainnya. Meskipun demikian, benda langit yang dikenal sebagai planet kesembilan selama 76 tahun di Tata Surya Bimasakti (Milky Way) dimasukkan ke dalam klasifikasi baru yang disebut planet kerdil. Selain Pluto, Charon, Xena, dan Ceres juga dimasukkan dalam kategori baru ini. Definisi yang tegas diperlukan sejak teleskop berteknologi mutakhir berhasil menunjukkan objek-objek langit baru yang berukuran sebanding Pluto. Tanpa batasan yang tegas, jumlah benda-benda langit yang disebut planet di Tata Surya mungkin bisa mencapai 50 atau lebih. Dalam sidang umum IAU, para astronom sepakat bahwa benda langit dapat disebut sebagai planet jika mengorbit bintang namun bukan sebagai bintang yang memancarkan sinar. Selain itu, ukurannya harus cukup besar sehingga memiliki gravitasi yang membuatnya berbentuk bulat dan memiliki orbit yang jelas berbeda dengan objek langit lainnya.
            Pluto secara otomatis tidak memenuhi syarat ini karena orbitnya yang berbentuk elips tumpang tindih dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap Matahari juga terlalu melengkung dibandingkan delapan objek yang diklasifikasikan sebagai planet. Dengan keputusan yang ditetapkan IAU ini, referensi mengenai planet-planet di buku teks maupun ensiklopedia harus direvisi. Tata Surya dengan Matahari sebagai pusatnya akan dideskripsikan dengan delapan planet saja. Sementara benda-benda langit lainnya diklasifikasikan tersendiri. Pluto (nama resmi: 134340) adalah sebuah planet katai (planet kerdil/dwarf planet) dalam Tata Surya. Pada 7 September 2006, nama Pluto diganti dengan nomor saja, yaitu 134340. Pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak terlalu kecil darinya bernama Charon (berdiameter 1.196 km). Kemudian ditemukan lagi satelit lainnya, Nix dan Hydra. Setelah 75 tahun semenjak ditemukan, Pluto masih terbalut misteri.
                                                                         15
            Saat ini wahana nirawak New Horizons telah diluncurkan untuk meneliti Pluto dan diperkirakan akan mendekati Pluto dalam jarak terkecil pada Juli 2015. Sejak ditemukan oleh Clyde William Tombaugh, seorang astronom muda di Observatorium Lowell, pada 18 Februari 1930, Pluto kemudian menjadi salah satu anggota dari Tata Surya yang paling jauh letaknya. Jarak Pluto dengan matahari adalah 5.900,1 juta kilometerm (39 kali jarak Matahari dengan Bumi). Pluto memiliki diameter yang mencapai 4.862 km (kurang dari seperlima ukuran Bumi) dan memiliki massa 0,002 massa Bumi. Periode rotasi Pluto adalah 6,39 hari, sedangkan periode revolusi adalah 248,4 tahun. Bentuk Pluto mirip dengan Bulan dengan atmosfer yang mengandung metan. Suhu permukaan Pluto berkisar -225 Celsius, sehingga sebagian besar berwujud es.
            Kalau melihat sejarahnya, Pluto sebenarnya ditemukan lantaran adanya teori mengenai planet kesembilan dalam sistem tata surya Bimasakti. Baru kemudian setelah Clyde mampu menunjukkan bukti-bukti nyata dalam penelitiannya, akhirnya Pluto resmi menjadi salah satu planet yang menentukan rotasi galaksi ini. Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya. Akhirnya keberadaan satelit Charon ini semakin menguatkan status Pluto sebagai planet.
            Akan tetapi, para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lain di belakang Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Obyek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002),
                                                                        16
Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004). Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Obyek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, obyek ini juga memiliki satelit. Pluto sendiri, dengan orbit memanjangnya yang aneh, memiliki perilaku lebih mirip objek Sabuk Kuiper dibanding sebuah planet, demikian anggapan beberapa astronom. Orbit Pluto yang berbentuk elips tumpang tindih dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap Matahari juga terlalu melengkung dibandingkan delapan objek yang diklasifikasikan sebagai planet. Pluto juga berukuran amat kecil, bahkan lebih kecil dari Bulan, sehingga terlalu kecil untuk disebut planet.
Setelah Tombaugh wafat tahun 1997, beberapa astronom menyarankan agar International Astronomical Union, sebuah badan yang mengurusi penamaan dan penggolongan benda langit, menurunkan pangkat Pluto bukan lagi sebagai planet. Selain itu beberapa astronom juga tetap ingin menerima Pluto sebagai sebuah planet. Alasannya, Pluto memiliki bentuk bundar seperti planet, sedangkan komet dan asteroid cenderung berbentuk tak beraturan. Pluto juga mempunyai atmosfer dan musim layaknya planet. Sebuah ekspedisi yang dinamakan Pluto Express direncanakan mulai meluncur ke angkasa pada Desember 2004 dan direncanakan tiba di Pluto paling lama pada tahun 2008, namun ekspedisi ini akhirnya dibatalkan pada tahun 2000 karena masalah dana dan digantikan sebuah misi baru bernama New Horizons (diluncurkan Januari 2006). Pesawat ini akan melintasi Pluto dan Charon, satelit alaminya, dan kemudian mengirimkan foto-foto ke Bumi.
                                                              17
            Salah satu studi yang akan dilakukan Horizons mencakup masalah atmosfer yang ada di lapisan satelit Pluto tersebut. New Horizons juga direncanakan akan terbang menuju Sabuk Kuiper. Hingga kini dipercaya Pluto memiliki sifat atmosfer yang paling asli semenjak memisahkan diri dari matahari. Lapisan atmosfer ini juga dikenal sebagai lapisan paling dingin yang pernah dimasuki sebuah pesawat misi angkasa luar dari bumi. Planet ke sembilan dalam susunan tatasurya kita telah terbuang dari statusnya sebagai planet pada sidang IAU ( International Astronomical Union ) bulan agustus 2006 di Praha, Cekoslovakia. Sepanjang sejarah, Pluto telah menjadi anggota planet tatasurya kita selama 76 tahun. Meski terbuang dari keanggotaan tatasurya, pluto masih tetap menyandang gelar planet meski masuk dalam kategori planet kerdil ( Dwarf Planet ) bersama dengan benda-benda langit lainnya yang mirip pluto seperti asteroid ceres ( asteroid terbesar) dan Charon yang merupakan panet pluto.
            Alasan mengeluarkan pluto dari susunan planet dalam tatasurya kita adalah karena pluto tidak memenuhi definisi terbaru tentang planet yang ditetapkan dalam sidang umum IAU ke 26 di praha tersebut. Berdasarkan definisi terbaru tersebut, Pluto tidak berhak disebut planet karena tidak memenuhi syarat ketiga tentang jalur orbit planet. Selama ini diketahui bahwa orbit pluto memotong orbit planet Neptunus sehingga dalam perjalanannya mengeliling matahari, kadang-kadang Pluto berada lebih dekat dengan matahari dibanding dengan Neptunus.



                                                                          18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan bahwa telah terbukti bahwa pluto bukanlah planet, melainkan hanya berupa benda luar angkasa lain yang bukan termasuk dalam planet, karena ciri-ciri planet adalah benda langit yang mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang; mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat); tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium diintinya; dan telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnyasendiri) di daerah sekitar orbitnya. Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya pluto bukan tergolong planet melainkan hanya benda luar angkasa lain.
3.2 Saran
          Dengan adanya makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Karena dalam makalah ini kita mendapat banyak pengetahuan baru mengenai fakta-fakta unik mengenai planet pluto, alasan mengapa planet pluto dikeluarkan dari susunan tata surya. Sebelumnya tidak lupa saya memohon kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan karya saya kedepannya. Sebab adanya kritik dan saran dari teman-teman dapat menjadi tolok ukur saya untuk dapat berkarya lebih baik lagi dikemudian hari.
                                                           19
DAFTAR  PUSTAKA
10107411.blog.unikom.ac.id/tata-surya-pluto
Austronesia.blogspot.com
id.answer.yahoo.com/questions/index/?pluto/qid=20090205042
id.wikipedia.org/wiki-pluto
ml.scribd.com/doc/130847402/makalah-planet_pluto.html
Setiadi DS,dkk.Kompak Ilmu Pengetahuan Alam1.Bandung.CV Seti-AJ
Suhartanti Dwi,dkk.Ilmu Pengetahuan Alam VI.Jakarta.Pusat Perbukuan
Tugaskuliah-ilham.blogspot.com/2011/03/planet-pluto.html
www.beritakaget.com/arsip/makalah_planet_pluto.html








                                                          20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar